Sekolah kedinasan, terutama yang memerlukan kesehatan fisik yang prima, seperti Akademi Militer dan Akademi Kepolisian, identik dengan persyaratan penglihatan yang baik. Artinya, calon perwira tidak diperbolehkan menggunakan kacamata atau lensa kontak sebagai pemenuhan syarat seleksi. Akibatnya, orang yang menggunakan kacamata, biasanya kacamata untuk mata minus, mengurungkan niat untuk mendaftarkan diri, karena merasa pasti tidak lolos seleksi.

Padahal, ada jalan yang bisa ditempuh, agar Anda tetap bisa punya kesempatan untuk lolos seleksi yang ketat tersebut. Opsi apa yang bisa Anda pertimbangkan dan apa benefitnya bagi Anda?

 

Kriteria penglihatan

Kriteria penglihatan untuk masuk TNI dapat bervariasi, tergantung pada cabang atau jenis layanan yang diminati oleh calon anggota. Namun, secara umum, ada beberapa kriteria yang perlu dipenuhi, seperti:

  1. Ketajaman visual

Calon anggota TNI diharuskan memiliki ketajaman visual minimal tertentu, yang sering diukur dengan skala 20/20 atau 6/6 dalam tes penglihatan. Ini menunjukkan bahwa calon anggota memiliki kemampuan untuk melihat objek dengan jelas pada jarak yang standar.

  1. Kelainan refraksi

Calon anggota TNI tidak boleh memiliki kelainan refraksi mata yang signifikan, seperti miopia (mata minus atau rabun jauh), hipermetropia (mata plus atau rabun dekat), atau astigmatisma (mata silinder), yang tidak dapat diperbaiki dengan kacamata atau lensa kontak.

  1. Warna

Beberapa cabang TNI, terutama yang terkait dengan penerbangan atau operasi khusus, memiliki persyaratan khusus terkait dengan penglihatan warna. Calon anggota TNI biasanya diuji untuk memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk membedakan warna dengan benar.

  1. Bidang pandang

Kemampuan calon anggota untuk memiliki bidang pandang yang luas dan tidak terhalang oleh gangguan visual juga dapat menjadi pertimbangan penting.

  1. Kondisi mata lain

Kondisi mata lainnya, seperti penyakit mata atau cedera, juga dapat menjadi faktor dalam menilai kelayakan penglihatan calon anggota TNI.

Hanya saja, kriteria penglihatan ini dapat berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan dan persyaratan spesifik dari masing-masing cabang TNI, serta peraturan yang berlaku pada saat pendaftaran.

 

Pentingnya penglihatan tajam

Penglihatan yang tajam sangat penting untuk anggota TNI karena memiliki dampak yang signifikan dalam melaksanakan tugas-tugas mereka yang beragam dan sering kali bersifat intens. Ada beberapa alasan mengapa penglihatan tajam sangat penting bagi anggota TNI, antara lain:

  1. Identifikasi

Anggota TNI sering kali perlu mengidentifikasi dan mengenali objek, musuh, atau situasi yang mungkin merupakan potensi ancaman atau memerlukan intervensi militer. Penglihatan yang tajam memungkinkan mereka untuk mendeteksi detail-detail penting dengan lebih akurat, meningkatkan kemampuan mereka dalam mengidentifikasi situasi yang memerlukan tindakan.

  1. Navigasi

Anggota TNI beroperasi di berbagai lingkungan, termasuk di darat, laut, dan udara, dalam kondisi cahaya yang minim atau cuaca buruk. Kemampuan untuk menavigasi dengan tepat dan dengan cepat menanggapi perubahan kondisi lingkungan sangat penting dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Penglihatan yang tajam memungkinkan mereka untuk membaca peta, mengenali rute, dan memastikan keamanan diri, serta keselamatan unit mereka.

  1. Pengintaian

Anggota TNI bisa bertugas untuk melakukan pengawasan atau pengintaian terhadap aktivitas musuh atau area tertentu. Dengan penglihatan yang tajam, mereka dapat melakukan observasi dengan lebih efisien, mengamati gerakan atau aktivitas yang mencurigakan, dan mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk tindakan militer lebih lanjut.

  1. Operasi taktis

Dalam situasi yang memerlukan tindakan cepat dan koordinasi yang ketat dengan rekan-rekan kerja mereka, penglihatan yang tajam menjadi hal sangat penting. Anggota TNI harus dapat dengan cepat memproses informasi visual, berkomunikasi dengan jelas, dan berkoordinasi dengan anggota tim dalam menghadapi situasi yang kompleks atau berbahaya.

 

Tantangan bagi pemilik mata minus

Salah satu faktor yang menyebabkan penglihatan menjadi tidak tajam adalah kondisi mata minus (rabun jauh atau miopia). Dalam kondisi mata minus, seseorang mengalami kesulitan dalam melihat objek yang berjarak jauh dengan jelas, namun masih dapat melihat objek yang berada dalam jarak dekat dengan baik.

Kondisi tersebut terjadi, jika cahaya yang masuk ke mata tidak dapat fokus dengan tepat pada retina, melainkan di depan retina, sehingga menyebabkan gambar yang diterima oleh mata menjadi kabur atau buram. Miopia dapat memengaruhi berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa muda, dan dapat berkembang secara progresif seiring bertambahnya usia.

Bagi pemilik mata minus yang ingin menjadi anggota militer, ada beberapa tantangan khusus yang dapat mereka hadapi, seperti:

  1. Ketergantungan pada kacamata

Pemilik mata minus mungkin harus bergantung pada kacamata atau lensa kontak untuk melihat dengan jelas. Dalam situasi lapangan atau latihan militer yang intens, kacamata atau lensa kontak mungkin menjadi tidak praktis atau dapat mengganggu, terutama jika kotor atau rusak.

  1. Risiko kerusakan kacamata

Anggota militer sering kali terlibat dalam aktivitas fisik yang berat atau latihan lapangan yang berat. Dalam situasi seperti itu, ada risiko tinggi mengalami kehilangan atau kerusakan kacamata atau lensa kontak, yang bisa mengganggu kemampuan mereka untuk melihat dengan jelas.

  1. Menjaga kesehatan mata

Pemilik mata minus perlu secara teratur merawat mata mereka dan memastikan bahwa kacamata atau lensa kontak mereka selalu dalam kondisi baik. Dalam situasi saat akses menuju perawatan medis terbatas, menjaga kesehatan mata bisa menjadi tantangan tersendiri.

  1. Tantangan di lingkungan ekstrem

Anggota militer mungkin terlibat dalam operasi atau latihan di lingkungan yang ekstrem, seperti kondisi cuaca yang ekstrem, debu, atau kotoran. Hal ini bisa membuat penggunaan kacamata atau lensa kontak menjadi tidak nyaman atau tidak efektif.

  1. Persyaratan medis dan fisik

Beberapa cabang militer memiliki persyaratan kesehatan mata tertentu yang harus dipenuhi oleh calon anggotanya. Pemilik mata minus mungkin harus menjalani tes penglihatan yang ketat dan memastikan bahwa mereka memenuhi standar yang ditetapkan.

  1. Keterbatasan dalam operasi malam

Beberapa jenis kacamata atau lensa kontak mungkin tidak kompatibel dengan peralatan penglihatan malam atau sinar inframerah yang digunakan dalam operasi militer, yang dapat mengakibatkan keterbatasan dalam kemampuan penglihatan mereka di lingkungan yang rendah cahaya.

  1. Perawatan yang memakan waktu

Pemilik mata minus mungkin perlu meluangkan waktu untuk merawat kacamata atau lensa kontak mereka dengan baik, termasuk membersihkan, merawat, atau mengganti secara teratur, Rutinitas tersebut dapat menjadi tantangan dalam jadwal yang sibuk selama pelatihan militer atau tugas-tugas lapangan.

 

Mata minus bukan halangan

Ada sejumlah bedah laser refraktif yang bisa dimanfaatkan oleh pemilik mata minus, yang ingin menjadi anggota TNI. Salah satu yang terpopuler adalah LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis). Jika Anda ingin mendaftar ke akademi militer dan memiliki rencana untuk menjalani prosedur LASIK, ada beberapa persiapan yang perlu Anda lakukan. Antara lain:

  1. Konsultasi dengan dokter mata

Ini adalah langkah pertama yang penting, Konsultasilah dengan dokter mata yang ahli dan berpengalaman dalam prosedur LASIK. Dokter mata akan mengevaluasi kelayakan Anda untuk menjalani LASIK berdasarkan kondisi mata Anda, riwayat medis, dan kebutuhan spesifik Anda.

  1. Pemenuhan persyaratan

Pastikan Anda memahami persyaratan kelayakan yang ditetapkan oleh akademi militer, terkait dengan prosedur LASIK. Ini mungkin termasuk persyaratan spesifik yang berhubungan dengan hasil prosedur, waktu pemulihan, atau dokumentasi yang diperlukan.

  1. Rencanakan waktu pemulihan yang cukup

Setelah menjalani prosedur LASIK, Anda perlu waktu pemulihan yang memadai, sebelum Anda kemudian dapat mendaftarkan diri ke akademi militer. Pastikan Anda merencanakan waktu yang cukup untuk pemulihan Anda sesuai dengan rekomendasi dokter mata Anda.

  1. Dokumentasi dan pemeriksaan

Pastikan Anda memiliki dokumentasi yang lengkap mengenai prosedur LASIK yang telah Anda jalani, termasuk catatan medis, hasil tes, dan rekomendasi dokter mata. Anda mungkin juga perlu menjalani pemeriksaan kesehatan tambahan oleh dokter militer untuk memastikan kelayakan Anda sebagai calon anggota militer.

  1. Konsultasi dengan pihak berwenang militer

Sebelum menjalani prosedur LASIK, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan pihak berwenang militer untuk memahami persyaratan dan prosedur yang terkait dengan prosedur LASIK dalam konteks pendaftaran ke akademi militer.

 

Persiapan untuk LASIK

Prosedur LASIK mampu mengoreksi mata minus hingga ukuran -12, dengan cara mengubah bentuk kornea (lapisan luar mata). Kornea tersebut bertanggung jawab dalam proses pemfokusan cahaya yang masuk ke mata. Ada beberapa tahap yang perlu Anda lalui, ketika memutuskan untuk menjalani LASIK. Secara garis besar tahapan yang mungkin akan dijalani adalah:

  1. Evaluasi

Sebelum menjalani LASIK, pasien akan menjalani serangkaian tes dan evaluasi oleh dokter mata untuk menentukan kelayakan mereka dalam menjalani prosedur ini. Tes tersebut meliputi pemeriksaan penglihatan, pengukuran ketebalan kornea, pemetaan topografi kornea, dan evaluasi keadaan umum mata.

  1. Tindakan bedah

Pada awal prosedur LASIK, dokter mata akan menggunakan alat microkeratome atau laser femtosecond untuk membuat flap tipis pada lapisan permukaan kornea. Flap ini kemudian dilipat ke samping untuk memperlihatkan lapisan tengah kornea yang disebut stroma.

Setelah flap dibuat, dokter mata akan menggunakan laser excimer untuk mengoreksi kelainan refraksi pada stroma kornea. Untuk mata minus, laser akan mengangkat jaringan kornea di bagian tengah, sehingga meratakan permukaan kornea dan mengubah bentuknya, agar cahaya bisa difokuskan dengan benar pada retina.

Setelah koreksi selesai, flap kornea akan ditempatkan kembali pada posisi semula, menutup area yang telah diubah oleh laser. Flap akan melekat kembali tanpa memerlukan jahitan sama sekali.

  1. Pemulihan

Setelah prosedur selesai, pasien akan dipantau dan diberikan instruksi agar proses pemulihan berjalan lancar. Instruksi tersebut termasuk menggunakan obat tetes mata, menghindari gesekan mata, dan menghindari aktivitas yang berpotensi merusak selama beberapa hari setelah operasi.

 

SILC Lasik Center, yang telah beroperasi sejak tahun 2017, menawarkan layanan LASIK untuk mengatasi masalah rabun jauh. Dengan menggunakan peralatan terbaru dari Jerman, proses LASIK di klinik ini berlangsung dengan aman dan nyaman. Selain itu, Anda tidak perlu khawatir tentang biaya, karena klinik ini menetapkan harga yang terjangkau bagi masyarakat umum, serta sering kali menjadi pilihan bagi tokoh masyarakat terkenal. Prosedurnya juga aman, karena sebelumnya dokter-dokter berpengalaman akan menilai kondisi Anda untuk memastikan bahwa Anda memenuhi syarat untuk menjalani LASIK.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *